Page 302 - Catatan Peradaban Islam
P. 302

ruh  senantiasa  mendambakan  penyatuannya  kembali
               dengan sumbernya, yaitu akal ilahi atau intelegensi kosmos.
                   Ruh  bersifat  kekal,  tidak  hancur  dengan  hancurnya
               badan. Substansi ruh berasal dari substansi Tuhan. Karena
               itu  dengan  perantaraan  ruh  manusia  bisa  memperoleh
               hikmah  lebih  banyak  dan  ilmu  pengetahuan  yang
               sebenarnya, yaitu pengetahuan akal, sebagai dikotomi dari
               pengetahuan pancaindra yang hanya berhu-bungan dengan
               aspek-aspek lahiriah.

                   Manusia  harus  melepaskan  diri  dari  sifat-sifat
               kebinatangan  yang  ada  dalam  tubuhnya  dengan  cara
               berkontemplasi  tentang wujud  dan bersifat zuhud.  Hamya
               ruh yang suci yang dapat menangkap hakikat-hakikat, ibarat
               cermin yang bersih dapat menangkap gambar yang ada di
               depannya dengan jelas. Hanya ruh yang bersih yang dapat
               menuju ke alam kebenaran. Ruh yang masih kotor terlebih
               dahulu harus dibersihkan.
















                                                 Catatan Peradaban Islam | 295
   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306