Page 80 - Catatan Peradaban Islam
P. 80
Shahifah. Ia berteriak apa yang sedang terjadi di dalam
rumah adiknya ini. Tak ada satu pun yang menjawab
pertanyaan Umar, kecuali rasa ciut yang semakin
menggerayuti setiap benak yang ada dalam rumah tersebut.
Umar berkata, “Demi Allah, aku mendengar bahwa kalian
telah menjadi pengikut Muhammad”. Dengan serta merta
Umar menarik tubuh adik iparnya dan memukulnya. Namun
Fatimah berusaha melerai hingga ia pun terkena pukulan
Umar dan mengalir darah dari mulutnya. Setelah itu Fatimah
berkata, “Benar, kami telah masuk agama Islam, beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka berbuatlah semaumu
kepada kami Umar. Dari sinilah Umar menyesal telah
melakukan perbuatan tersebut kepada adiknya dan ia
meminta apa yang sedang ia baca. Demi membaca mushaf
yang ada pada tangan adiknya bergetarlah hatinya terhadap
keindahan dan kefasihan surat Thaha, ia mendapatkan
hidayah Allah dan berakhir dengan masuknya Umar ke
dalam agama Islam dan menjadi sahabat setia sampai akhir
hayatnya. Bahkan ia pernah berkata “Kematian akan sangat
buruk bagiku seandainya aku tidak menjadi seorang muslim”.
Ini berawal sebelum Ia masuk dalam agama Islam pada
saat usianya menginjak 27 tahun di mana Nabi sedang
memaklumatkan missinya, saat gema Islam menggeletar ke
seluruh tanah Arab. Pernyataan tentang keesaan Tuhan
bukannya sama sekali tidak biasa bagi telinga anggota Umar.
Putra Zaid yang bernama Sa’id adalah orang yang pertama
masuk Islam dari keluarga ini. Sa’id menikah dengan saudara
perempuan umar yang bernama Fatimah, dan kerena
bujukan-bujukannya ia pun mau memeluk agama yang
dibawa oleh Muhammad tersebut.
Maka setelah kejadian itu Umar bertanya kepada
adiknya tentang keberadaan Muhammad dan para
Catatan Peradaban Islam | 73