Page 81 - Catatan Peradaban Islam
P. 81
sahabatnya selama ini. Khabab menjawab bahwa ia berada
di bukit shafa. Lalu dengan pedang masih terhunus Umar
pergi ke sana. Tak ada seorang pun yang tahu tentang
keIslaman Umar. Mereka hanya mengetahui bahwa Umar
yang sedang diliputi hawa amarah yang luar biasa datang
ingin membunuh Muhammad. Maka sebuah peristiwa
bersejarah pun terjadi ketika Umar mengetuk pintu, salah
seorang sahabat mengintip dari jendela siapa yang datang
kepada mereka. Setelah mengetahui bahwa yang datang
adalah umar maka terhentaklah semua yang hadir disitu.
Ketakutan segera meliputi segenap perasaan mereka. Tak
ada yang ada dalam hati mereka sebuah bayangan kematian
dalam ujung pedang Umar bin Khatab. Saha-bat lainnya pun
merasakan bahwa ajal mereka telah dekat dengan
kedatangannaya.
Mendengar berita tersebut, Hamzah bin abdil Muthalib
berkata; “Sebaiknya izinkan dia masuk. Jika ia bermaksud
baik, maka kita akan membantunya. Tetapi bila ia
bermaksud jahat, maka kita akan membunuh dirinya dengan
pedang yang ia bawanya. Maka Rasulullah bersabda;
“izinkan ia masuk”. Dengan penuh wibawa Muhammad
menarik baju Umar dan bertanya tentang kedatangannya.
Tatapan Rasulullah yang begitu wibawa, perkataannya yang
masuk ke dalam hatinya menjadikan Umar seperti
kehilangan seluruh tenaga dan tulangnya. Maka dengan
bersimpuh di hadapan Rasulullah ia mengikrarkan
keIslamannya. Maka gema takbir pun bergema di anggota
lainnya dari keluarga yang sama dan merupakan keluarga
terhormat dalam Islam adalah Nu’aim bin Abdullah.
74 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman