Page 17 - Bimbingan Klasikal Berlandaskan Falsafah Adil Ka’talino, Bacuramin Ka’saruga, Basengat Ka’jubata
P. 17
hingga 22 tahun, direkrut untuk fokus pada periode pematangan
otak yang terbatas. Berdasarkan literatur sebelumnya, hipotesis
penelitian bahwa remaja dengan pelecehan seksual di masa
kanak-kanak akan bermasalah dengan ingatan.
van der Kolk et al (Klonsky & Moyer, 2008) menulis bahwa
trauma masa kecil seperti pelecehan seksual 'sangat berkontribusi
inisiasi perilaku merusak diri sendiri . Yates (Klonsky & Moyer,
2008) berteori bahwa pelecehan seksual dan trauma masa kecil
lainnya menyebabkan kerentanan emosional dan relasional yang
pada gilirannya menciptakan perilaku merugikan diri sendiri sebagai
strategi mengatasi maladaptif.
Menurut studi AAUW (Gruber & Fineran, 2008) siswa yang
mengalami pelecehan seksual mengalami efek negatif psikososial
seperti depresi, kehilangan nafsu makan, mimpi buruk atau
gangguan tidur, rendah diri dan perasaan sedih, takut, atau malu.
Siswa juga melaporkan kehilangan minat dalam kegiatan rutin dan
isolasi dari teman dan keluarga. Selain itu, kesulitan di sekolah
termasuk ketidakhadiran, penurunan kualitas pekerjaan sekolah,
bolos atau tidak hadir di kelas, nilai buruk, dan terlambat hadir ke
sekolah.
Pelecehan Seksual Berdasarkan Gender
Penelitian AAUW (Gruber, & Fineran, 2008) menunjukkan
bahwa anak perempuan dilecehkan secara seksual lebih sering
daripada anak laki-laki. Duffy et al (Gruber & Fineran, 2008) Anak
perempuan mengalami lebih banyak efek psikologis negatif dari
pelecehan seksual daripada anak laki-laki — merasa takut, sadar
diri, atau malu. Dan, berdasarkan meta-analisis Hawker dan
Boulton (Gruber, & Fineran, 2008) dari penelitian korban yang
diterbitkan selama periode 20 tahun, gadis-gadis yang diintimidasi
melaporkan lebih parah masalah kesehatan (seperti perilaku bunuh
diri) daripada anak laki-laki.
10 Bimbingan Klasikal Berlandaskan Falsafah
Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata