Page 15 - Bimbingan Klasikal Berlandaskan Falsafah Adil Ka’talino, Bacuramin Ka’saruga, Basengat Ka’jubata
P. 15

Motif Pelecehan Seksual


                                  Tangri,  et  al  (Page,  &  Pina,  2015)  menyatakan  bahwa
                           secara  tradisional,  pelecehan  seksual  dianggap  dimotivasi  oleh
                           minat  dan  ketertarikan  seksual.  Browne,  menyatakan  perilaku
                           seperti itu menjadi alami, sebagai ekspresi hasrat seksual pria dan
                           kebutuhan  untuk  kepuasan  seksual.  Pria  yang  terlibat  dalam
                           pelecehan  seksual  karena  secara  biologis  cenderung  melakukan
                           seks  bebas  dan  agresif  secara seksual  terhadap  wanita.  Menurut
                           Berdahl  (Page,  &  Pina,  2015)  bahwa  perilaku  pelecehan  seksual
                           (khususnya, pelecehan gender) sering ditujukan pada wanita yang
                           dianggap melanggar gender tradisional, stereotip dan mengancam
                           identitas sosial laki-laki.
                                  Dall‘Ara  &  Maass  (Page,  &  Pina,  2015)  secara  konsisten
                           menemukan  bahwa  pelecehan  gender  tampaknya  dimotivasi  oleh
                           ancaman  maskulinitas.  Studi-studi  ini  menunjukkan  bahwa  pria
                           akan  terlibat  dalam  distribusi  pelecehan  online  yang  lebih  besar
                           (seperti mengirim gambar porno dan lelucon seksi) saat berinteraksi
                           dengan obrolan virtual mitra perempuan yang mengancam stereotip
                           gender  tradisional  (seperti  dijelaskan  sebagai  menempati  posisi
                           manajemen  dan  mengekspresikan  sikap  peran  gender)  dan
                           mengungguli mereka pada tugas yang maskulin

                           Tipe Pelecehan Seksual


                                Kategori pelecehan seksual ini terdiri dari tindakan verbal dan
                           non-verbal,  seperti  lelucon  seksi  dan  tampilan  materi  porno,  yang
                           bermaksud  menghina  dan  merendahkan  perempuan  daripada
                           menjadi  ekspresi  ketertarikan  seksual.  Paksaan  seksual  mengacu
                           pada upaya individu untuk menggunakan kekuatan sosialnya atas
                           bawahan  untuk  mendapatkan  kerja  sama  seksual.  Perhatian
                           seksual  yang  tidak  diinginkan,  dengan  perbandingan,  terdiri  dari
                           perilaku  verbal  dan  nonverbal  (seperti,  komentar  seksual)  yang



                             8                       Bimbingan Klasikal Berlandaskan Falsafah
                                        Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20