Page 50 - Bimbingan Klasikal Berlandaskan Falsafah Adil Ka’talino, Bacuramin Ka’saruga, Basengat Ka’jubata
P. 50
Rasional
Pelecehan seksual terhadap anak merupakan bencana
moral bagi bangsa ini. anak-anak yang seharusnya dilindungi, tak
luput dari incaran orang dewasa untuk dijadikan korban pelecehan
seksual. anak yang menjadi korban pelecehan seksual akan
mengalami luka batin sehingga dapat menghambat tumbuh
kembang anak. Anak tak dapat berkembang optimal dan akan
mengalami masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pelecehan
seksual bukan hanya terjadi di kota besar, namun sudah terjadi
diberbagai kota di Indonesia.
Hasil penelitian Ratnasari & Alias (2016) Pendidikan seks
bukanlah tentang mendukung anak untuk melakukan hubungan
seksual, tapi menjelaskan fungsi alami seks sebagai bagian diri
mereka serta konsekuensinya jika disalahgunakan. Para remaja
bisa mencari informasi yang berhubungan dengan seks melalui
berbagai sumber seperti buku, majalah, film, internet dengan
mudah membuat anak menjadi bingung dan bias sebab didapat dari
narasumber yang tidak layak. Padahal, informasi yang didapat
belum tentu benar dan bahkan mungkin bisa menjerumuskan atau
menyesatkan. Hasil akhirnya pun tentu tidak sesuai dengan
harapan dan manfaat.
Tindakan pelecehan seksual perlu mendapat perhatian
serius oleh orang dewasa, terutama orang tua, guru dan
pemerintah. Sebagai lingkungan kedua setelah lingkungan
keluarga, sekolah merupakan tempat kedua siswa untuk menerima
informasi tentang pendidikan seks dan pencegahan tindakan
pelecehan seksual. di lingkungan sekolah, tindakan pelecehan
seksual dapat dilaksanakan melalui pendidikan karakter yang dapat
dilaksanakan oleh konselor sekolah yaitu melalui layanan
bimbingan klasikal sebagai mitigasi pelecehan seksual terhadap
anak. Pendidikan karakter merupakan pendidikan watak,
pendidikan akhlak, pendidikan kepribadian. Pendidikan karakter
Bimbingan Klasikal Berlandaskan Falsafah
Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata 43