Page 46 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 46
Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
mengatakan bahwa “penduduk Kalimantan Tengah selain “orang
Dayak” yang merupakan penduduk asli daerah itu, ada pula
keturunan orang-orang pendatang. Mereka ini adalah orang-orang
Banjar, Bugis, Madura, Makasar, Melayu, Cina dan lain-lain”.
Kalimantan Tengah mempunyai problem etnisitas yang
sangat berbeda di banding Kalimantan Barat. Mayoritas etnis yang
mendiami Kalimantan Tengah adalah etnis Dayak, yang terbesar
suku Dayak Ngaju, Ot Danum, Kuala Kapuas, Maanyan, Dusun, dan
sebagainya. Sedangkan, agama yang mereka anut sangat variatif.
Dayak yang beragama Islam di Kalimantan Tengah, tetap
mempertahankan etnisnya Dayak, demikian juga bagi Dayak yang
masuk agama Kristen. Agama asli suku Dayak di Kalimantan
Tengah adalah Kaharingan, yang merupakan agama asli yang lahir
dari budaya setempat sebelum bangsa Indonesia mengenal agama
pertama yakni Hindu. Karena Hindu telah meyebar luas di dunia
terutama Indonesia dan lebih dikenal luas, jika dibandingkan dengan
agama suku Dayak. Oleh karena itu, Agama Kaharingan
dikategorikan ke cabang agama Hindu.
Suku Dayak Ngaju termasuk Kapuas adalah suku Dayak yang
termaju menyebar di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan. Pada umumnya masyarakat suku Dayak memegang agama
Kaharingan. Namun, ada juga yang memeluk agama Katholik dan
Islam. Pusat kemajuan suku Dayak ini terdapat di kota-kota
Banjarmasin, Kuala Kapuas, Mandomai, Mantangai, Teweh dan
lain-lain.
Masyarakat Dayak Kapuas masih memegang teguh
kepercayaan dinamismenya, mereka percaya setiap tempat-tempat
tertentu ada penguasanya, yang mereka sebut: Jubata, Petara, Ala
Taala, Penompa dan lain-lain, untuk sebutan Tuhan yang tertinggi,
kemudian mereka masih mempunyai penguasa lain di bawah
37