Page 10 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 10
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
memberikan pengaruh terhadap masyarakat ikut terganggu
dan bahkan menjadi ”hancur” (Tirtarahardja,1994).
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya
mengalami percepatan. Percepatan perubahan ini berdampak
kepada hal-hal sebagai berikut: (1) kecenderungan globalisasi
yang makin kuat; (2) perkembangan IPTEK yang makin pesat; (3)
perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat, dan
(4) tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai
aspek kehidupan manusia. (Tirtarahardja, 1994).
Alfin Tofler (Ancok, 2002) menggambarkan kemasakinian
dalam konteks peradaban dunia dengan istilah Gelombang
Keempat (Fourt Wave); yaitu respiritulisasi berupa bentuk
akomodatif terhadap potensi dan antisipatif terhadap tantangan
dan perubahan yang semakin cepat, dengan jalan membentuk
kerjasama antar tiap individu dalam adegan mikro, messo dan
juga makro; sehingga terjadi suatu harmoni dalam kehidupan
dan keseimbangan (equilibirium) dalam tatanan kehidupan,
baik dengan individu itu sendiri, alam, maupun dengan
lingkungan sekitar.
Sayyed Hossein Nasr berpandangan bahwa manusia
modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuannya
telah tercebur kedalam lembah pemujaan terhadap
pemenuhan materi semata namun tidak mampu menjawab
problem kehidupan yang sedang hadapinya. Kehidupan yang
dilandasi kebaikan tidaklah bisa hanya bertumpu pada materi
melainkan pada dimensi spiritual.
Terkait dengan aspek spiritualitas atau pada istilah lain
adalah releigiusitas/ transedensi, dalam kajian keilmuan
bimbingan dan konseling terdapat beberapa pandangan yang
disampaikan para ahli psikologi, khususnya yang beraliran
fenomenologis-eksistensial. Pertama, yang dipelopori oleh
Viktor E. Frankl dengan faham Logo Terapinya; dan kedua,
Abraham E. Maslow dengan te’ori kebutuhannya (need theory)
mencetuskan tentang konsep yang terkait dengan upaya
3