Page 139 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 139
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
Ratu, bicara satu lagi. Seucap nyata dari Rali Katao,
akhirnya tumbuh anak. Ya sesudah ini disambungkan
akhirnya menyambung. Aduh… Gusti Jati Purbaning
Alam! Beri tau semua yang ada di Bumi segandu mau
di jelaskan antara kaka dan adik. Kakanya namanya
Nyi Dewi Ana Mustika Ratu. (Turunan dari Sejarah Laut
selatan). Sambungan ngaji rasa sejarah alam hidup. Ya di
jalankan. Ya akhirnya sudah dijalankan, ternyata terjadi
longsor gempa bumi. Ya penting sejarah alam hidup
menyambung ke Bumi segandu. Akhirnya dicari – cari,
akhirnya lari ke barat gempa dari barat, lari ke selatan
gempa dari selatan, Lari ke utara gempa dari utara,
lari ke timur gempa dari timur. Ya isinya nanti di tutup
seklilingnya alamsemesta bumi segandu. Ya dikiranya
mengadakan timur selatan, mengadakan timur utara,
mengadakan barat selatan, mengadakan barat utara,
harus diputar Alam Bumi Segandu. Akhirnya awas
berhati – hati ada di Bumi Segandu Ngaji Rasa Sejarah
Alam. Sesudahnya mulai sudah merasakan banyaknya
manusia sealam semesta. Menyambung lagi antara
kakak dan adik, Nyi Dewi Ana Mustika Ratu Karep Sri
Penganten Gumilag Sari. Ya padasaat tadi dan kakaknya
didepan adiknya mengantarkan. Akhirnya ternyata
terjadi longsor gempa (belum apah - apah) nah ini sudah
menyambung dari Rali Katon Diningrat. Nah punya anak
Sri Penganten Gumilang Sari Nyi ajeng. Akhirnya sudah
disambungkan lembali, dikiranya ati – ati banyaknya
Bumi Segandu! Gaji Rasa Sejarah Alam. Karena masih
punya rasa kasihan banyaknya manusia sealam semesta.
Ya dikiranya anak dengan orang tua harus diberi
pelajaran. Dikiranya kenyataan, karena sudah anak
padasaat menjilati orang tua, boleh diterima ada berapa
yang masih ada. Ya nanti jangan terkejut pada tahun
gatau taunnya, pada bula, nggatau bulannya, ngatau
hari, ngatau jam, jangan terkejut sedang dijalankan
ngaji rasa sejarah alam
Implementasi ajaran ngaji rasa mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu menekankan pada sikap sabar,
benar, jujur dan menerima, terutama ”ngawula ning anak
rabi” (mengabdi pada anak istri). Artinya mereka menerapkan
dalam keluarga dengan mengabdi kepada anak istri, dimana
132