Page 122 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 122

mendapatkan tantangan dari pemimpin atau dukungan dari
               yang  lainnya.  Ia  sangat  senang  sekali  untuk  menancapkan
               prinsip solideritas. Dia memandang Islam terutama sebagai
               sumber  solideritas,  khususnya  solideritas  menghadapi
               serbuan dan pelanggaran pemerintah Barat.
                   Penekanan  pada  ideologi  anti  imperialisme,  dan
               solideritas  ini  terus  menjadi  garis  terdepan  sejumlah
               gerakan Islam dan nasionalime di dunia Muslim. Dan itulah
               inti dari perjuangan Al-Afgani.
                   Terdapat  dua  versi  tentang  kelahirannya  menurut
               pengakuannya  sendiri,  ia  dilahirkan  Asadabad,  suatu  desa
               di  Konar,  wilayah  distrik  Kabul  di  Afganistan,  sedangkan
               versi  lain  menyebutkan  bahwa  ia  dilahirkan  di  Asadabad,
               dekat  Hamadan  Persi  (Iran).  Versi  kedua  ini  dimunculkan
               oleh  lawan-lawannya,  seperti  Syah  Abu  Al-Huda  yang
               menyebutnya sebagai Al Muta’afgin “yang mengaku sebagai
               seorang  Afganistan”.  Pengakuannya  sebagai  seorang
               Afganistan  mempunyai  tujuan  politis,  yaitu  agar  ia  dapat
               menyelamatkan diri dari kesewenang-wenangan penguasa
               Persia yang pada saat itu tidak senang terhadap dirinya.
                   Pada  masa  kecil  dan  remajanya,  Al Afghani tinggal  di
               Afganistan.  Dalam  perjalanan  hidup  dan  aktivitasnya,  ia
               berpindah dari satu negara ke negara lainnya, seperti India,
               Mesir,  dan  Paris.  Ia  mulai  mendapat  pendidikan  di
               kampungnya, lalu dilanjutkannya di Kabul dan Iran. Ia tidak
               hanya  mempelajari  ilmu  agama,  tetapi  juga  ilmu  umum.
               Ketika  berada  di  Kabul,  sampai  usia  18  tahun,  ia
               mempelajari cabang ilmu keIslaman di samping filsafat dan
               ilmu eksakta. Kemudian ketika berada di India dan tinggal
               di sana lebih dari satu tahun ia menerima pendidikan yang
               lebih modern.


                                             Menelisik Pemikiran Islam | 115
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127