Page 253 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 253
tradisi keilmuan kaum Muslim. Ini terbukti dari jenis-jenis
penyebutan lain ilmu itu, yaitu sebutan sebagai Ilmu Aqd'id
(Ilmu Akidah-akidah, yakni, Simpul-simpul [Kepercayaan]),
Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha-Esaan [Tuhan]), dan
Ilmu Ushul al-Din (Ushuluddin, yakni, Ilmu Pokok-pokok
Agama). Di negeri kita, terutama seperti yang terdapat
dalam sistem pengajaran madrasah dan pesantren, kajian
tentang Ilmu Kalam merupakan suatu kegiatan yang tidak
mungkin ditinggalkan. Ditunjukkan oleh namanya sendiri
dalam sebutan-sebutan lain tersebut di atas, Ilmu Kalam
menjadi tumpuan pemahaman tentang sendi-sendi paling
pokok dalam ajaran agama Islam, yaitu simpul-simpul
kepercayaan, masalah Kemaha-Esaan Tuhan, dan pokok-
pokok ajaran agama. Karena itu, tujuan pengajaran Ilmu
Kalam di madrasah dan pesantren ialah untuk
menanamkan paham keagamaan yang benar. Maka dari itu
pendekatannya pun biasanya doktrin, seringkali juga
dogmatis.
Meskipun begitu, dibanding dengan kajian tentang
Ilmu Fiqh, kajian tentang Ilmu Kalam di kalangan kaum
"Santri" masih kalah mendalam dan meluas. Mungkin
dikarenakan oleh kegunaannya yang praktis, kajian Ilmu
Fiqh yang membidangi masalah-masalah peribadatan dan
hukum itu meliputi khazanah kitab dan bahan rujukan yang
kaya dan beraneka ragam. Sedangkan kajian tentang Ilmu
Kalam meliputi hanya khazanah yang cukup terbatas, yang
mencakup jenjang-jenjang permulaan dan menengah saja,
tanpa atau sedikit sekali menginjak jenjang yang lanjut
(advanced). Berkenaan dengan hal ini dapat disebutkan
contoh-contoh kitab yang banyak digunakan di negeri kita,
khususnya di pesantren-pesantren, untuk pengajaran Ilmu
Kalam. Yaitu dimulai dengan kitab 'Aqidat al-'Awamm
246 | Asep Solikin

