Page 257 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 257

Tetapi  mereka  kemudian  sangat  kecewa  kepada  'Ali,
            karena  Khalifah  ini  menerima  usul  perdamaian  dengan
            musuh  mereka,  Mu'awiyah  ibn  Abu  Sufyan,  dalam
            "Peristiwa  Shiffin"  di  situ  'Ali  mengalami  kekalahan  di
            plomatis  dan  kehilangan  kekuasaan  "de jure"-nya.  Karena
            itu mereka memisahkan diri dengan membentuk kelompok
            baru  yang  kelak  terkenal  dengan  sebutan  kaum  Khawarij
            (al-Kahwarij,  kaum  Pembelot  atau  Pemberontak).  Seperti
            sikap  mereka  terhadap  'Utsman,  kaum  Khawarij  juga
            memandang  'Ali  dan  Mu'awiyah  sebagai  kafir  karena
            mengkompromikan  yang  benar  (haqq)  dengan yang palsu
            (bathil).  Karena  itu  mereka  merencanakan  untuk
            membunuh  'Ali  dan  Mu'awiyah,  juga  Amr  ibn  al-'Ash,
            gubernur  Mesir  yang  sekeluarga  membantu  Mu'awiyah
            mengalahkan  Ali  dalam  "Peristiwa  Shiffin"  tersebut.  Tapi
            kaum  Khawarij,  melalui  seseorang  bernama  Ibn  Muljam,
            berhasil  membunuh  hanya  'Ali,  sedangkan  Mu'awiyah
            hanya  mengalami  luka-luka,  dan  'Amr  ibn  al-'Ash  selamat
            sepenuhnya  (tapi  mereka  membunuh  seseorang  bernama
            Kharijah yang disangka 'Amr, karena rupanya mirip).

                 Karena  sikap-sikap  mereka  yang  sangat  ekstrem  dan
            eksklusifistik,  kaum  Khawarij  akhirnya  boleh  dikatakan
            binasa.  Tetapi  dalam  perjalanan  sejarah  pemikiran  Islam,
            pengaruh  mereka  tetap  saja  menjadi  pokok  problematika
            pemikiran  Islam.  Yang  paling  banyak  mewarisi  tradisi
            pemikiran  Khawarij  ialah  kaum  Mu'tazilah.  Mereka  inilah
            sebenarnya   kelompok    Islam   yang   paling   banyak
            mengembangkan  Ilmu  Kalam  seperti  yang  kita  kenal
            sekarang.  Berkenaan  dengan  Ibn  Taymiyyah  mempunyai
            kutipan  yang  menarik  dari  keterangan  salah  seorang
            'ulama'  yang  disebutnya  Imam  'Abdull'ah  ibn  al-Mubarak.
            Menurut Ibn Taymiyyah, sarjana itu menyatakan demikian:


            250 | Asep Solikin
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262