Page 261 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 261
paham Asy'ariyyah, kemudian tumbuh dan berkembang
untuk menjadi Ilmu Kalam yang paling berpengaruh dalam
Islam sampai sekarang, karena dianggap paling sah
menurut pandangan sebagian besar kaum Sunni.
Kebanyakan mereka ini kemudian menegaskan bahwa
"jalan keselamatan" hanya didapatkan seseorang yang
dalam masalah Kalam menganut al-Asy'ari.
Seorang pemikir lain yang Ilmu Kalam-nya mendapat
pengakuan sama dengan al-Asy'ari ialah Abu Manshur al-
Maturidi (wafat di Samarkand pada 333 H/944 M).
Meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan al-Asy 'ari,
khususnya berkenaan dengan teori tentang kebebasan
manusia (al-Maturidi mengajarkan kebebasan manusia
yang lebih besar daripada al-Asy'ari), al-Maturidi dianggap
sebagai pahlawan paham Sunni, dan sistem Ilmu Kalamnya
dipandang sebagai "jalan keselamatan", bersama dengan
sistem al-Asy'ari. Sangat ilustratif tentang sikap ini adalah
pernyataan Haji Muhammad Shalih ibn 'Umar Samarani
(yang populer dengan sebutan Kiai Saleh Darat dari daerah
dekat Semarang), dengan mengutip dan menafsirkan Sabda
nabi dalam sebuah hadits yang amat terkenal tentang
perpecahan umat Islam dan siapa dari mereka itu yang
bakal selamat:
...Wus dadi prenca-prenca umat ingkang dihin-dihin ing
atase pitung puluh loro pontho, lan mbesuk bakal pada
prenca-prenca sira kabeh dadi pitting puluh telu pontho,
setengah saking pitung puluh telu namung sewiji
ingkang selamet, lan ingkang pitung puluh loro kabeh
ing dalem neraka. Ana dene ingkang sewiji ingkang
selamet iku, iya iku kelakuan ingkang wus den lakoni
Gusti Rasulullah s.a.w., lan iya iku 'aqa'ide Ahl al-Sunnah
wa 'l-Jama'ah Asy'ariyyah lan Maturidiyyah.
254 | Asep Solikin

