Page 265 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 265

pengikut  Jabariyyah--  dan  mereka  (kaum  Asy'ariyyah)
                 itu  mengingkari  bahwa  pembawaan  dan  kemampuan
                 yang  ada  pada  benda-benda  bernyawa  mempunyai
                 dampak  atau  menjadi  sebab  adanya  kejadiankejadian
                 (tindakan-tindakan).
                 Namun    agaknya    Ibn   Taymiyyah     menyadari
            sepenuhnya betapa rumit dan tidak sederhananya masalah
            ini.  Maka  sementara  ia  mengkritik  konsep  kasb  alAsy'ari
            yang  ia  sebutkan  dirumuskan  sebagai  "sesuatu  perbuatan
            yang  terwujud  pada  saat  adanya  kemampuan  yang
            diciptakan (oleh Tuhan untuk seseorang) dan perbuatan itu
            dibarengi  dengan  kemampuan  tersebut"  Ibn  Taymiyyah
            mengangkat bahwa pendapatnya itu disetujui oleh banyak
            tokoh Sunni, termasuk Malik, Syafii dan Ibn Hanbal. Namun
            Ibn  Taymiyyah  juga  mengatakan  bahwa  konsep  kasb  itu
            dikecam  oleh  ahli  yang  lain  sebagai  salah  satu  hal  yang
            paling aneh dalam Ilmu Kalam.
                 Ilmu  Kalam,  termasuk  yang  dikembangkan  oleh  al-
            Asy'ari,   juga   dikecam   kaum   Hanbali   dari   segi
            metodologinya.  Persoalan  yang  juga  menjadi  bahan
            kontroversi dalam Ilmu Kalam khususnya dan pemahaman
            Islam  umumnya ialah  kedudukan penalaran  rasional  ('aql,
            akal)  terhadap  keterangan  tekstual  (naql,  "salinan"  atau
            "kutipan"), baik dari Kitab Suci maupun Sunnah Nabi. Kaum
            "liberal",   seperti   golongan   Mut'azilah,   cenderung
            mendahulukan  akal,  dan  kaum  "konservatif"  khususnya
            kaum  Hanbali,  cenderung  mendahulukan  naql.  Terkait
            dengan  persoalan  ini  ialah  masalah  interprestasi  (ta'wil),
            sebagaimana  telah  kita bahas.  Berkenaan  dengan masalah
            ini,  metode  al-Asy'ari  cenderung  mendahulukan  naql
            dengan  membolehkan  interprestasi  dalam  hal-hal  yang
            memang  tidak  menyediakan  jalan  lain.  Atau  mengunci

            258 | Asep Solikin
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270