Page 262 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 262
(...Umat yang telah lalu telah terpecah-pecah menjadi
tujuh puluh dua golongan, dan kelak kamu semua akan
terpecah-pecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, dari
antara tujuh puluh tiga itu hanya satu yang selamat,
sedangkan yang tujuh puluh dua semuanya dalam
neraka. Adapun yang satu yang selamat itu ialah
mereka yang berkelakuan seperti yang dilakukan
junjungan Rasulullah s.a.w., yaitu 'aqa'id (pokok-pokok
kepercayaan) Ahl al-Sunnah wa 'l-Jama'ah Asy'ariyyah
dan M'aturidiyyah).
Kehormatan besar yang diterima al-Asy'ari ialah
karena solusi yang ditawarkannya mengenai pertikaian
klasik antara kaum "liberal" dari golongan Mu'tazilah dan
kaum "konservatif" dari golongan Hadits (Ahl al-Hadits,
seperti yang dipelopori oleh Ahmad ibn Hanbal dan
sekalian imam mazhab Fiqh). Kesuksesan al-Asy'ari
merupakan contoh klasik cara mengalahkan lawan dengan
meminjam dan menggunakan senjata lawan. Dengan
banyak meminjam metodologi pembahasan kaum
Mu'tazilah, al-Asy'ari dinilai berhasil mempertahankan dan
memperkuat paham Sunni di bidang Ketuhanan (di bidang
Fiqh yang mencakup peribadatan dan hukum telah
diselesaikan terutama oleh para imam mazhab yang empat,
sedangkan di bidang tasawuf dan filsafat terutama oleh al-
Ghazali, 450-505 H/1058-1111 M).
Salah satu solusi yang diberikan oleh al-Asy'ari
menyangkut salah satu kontroversi yang paling dini dalam
pemikiran Islam, yaitu masalah manusia dan perbuatannya,
apakah dia bebas menurut paham Qadariyyah atau terpaksa
seperti dalam paham Jabariyyah. Dengan maksud
menengahi antara keduanya, al-Asy'ari mengajukan
gagasan dan teorinya sendiri, yang disebutnya teori Kasb
Menelisik Pemikiran Islam | 255

