Page 128 - Evaluasi Pembelajaran
P. 128
diharapkan dalam pengukuran. Sedangkan indeks ρ sama
atau mendekati nol terjadi jika variasi skor hasil pengukuran
σ X mendekati nol. Naga (1997) berpendapat bahwa
2
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang menghasilkan
skor hasil pengukuran yang akurat dengan skor kekeliruan
atau error sekecil-kecilnya.
Jika indeks reliabilitas kita artikan sebagai ρ = σ X/σ T,
2
2
maka untuk mencarinya kita harus mengetahui sebaran skor
X dan sebaran skor T, sehingga variansi kedua jenis sebaran
tersebut juga dapat dicari. Karena X adalah skor hasil
pengukuran atau skor hasil pengamatan, tentu saja sebaran
skor X kita ketahui dari hasil pengukuran menggunakan
instrumen tertentu. Akan tetapi, sebaran skor true atau T
adalah skor laten yang akan kita cari dari persamaan X = T +
Ɛ, sehingga skor T tidak kita dapatkan. Dengan kata lain,
indeks reliabilitas ρ sebenarnya secara praktis tidak dapat
kita hitung karena ketidakmampuan kita menentukan
sebaran skor T. Ironinya, jika kita sudah mengetahui sebaran
skor true T, maka kita tentunya kita tidak perlu lagi membuat
instrumen yang handal untuk mencari sebaran skor X, karena
skor T adalah tujuan yang kita cari dalam melakukan
pengukuran.
Berbeda dengan indeks reliabilitas, maka koefisien
reliabilitas melambangkan konsistensi atau keajegan hasil
pengukuran dari waktu ke waktu, dari satu butir instrumen
ke butir yang lain, dari satu keadaan ke keadaan lainnya,
pada peserta tes atau responden yang sama. lain, dan
seterusnya. Reliabilitas dalam hal ini dipandang sebagai
konsistensi hasil pengukuran, terlepas dari berbagai konteks
yang terkait dengan instrumen dan situasi pengukuran.
Dalam pandangan umum, koefisien reliabilitas inilah yang
sering disebut sebagai reliabilitas instrumen.
Sesuai dengan konsep di atas, maka reliabilitas (yang
dimaksud di sini adalah koefisien reliabilitas), dapat dihitung
dengan menggunakan pendekatan korelasi. Pandangan ini
didasari pada asumsi bahwa dalam pengukuran berlaku :
117