Page 139 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 139
sungguh mencari kendaraan untuk menyerahkan hak ini
kepadanya, tetapi aku tidak kuasa. Saya titipkan uang ini
kepada Engkau.”
Si laki-laki itu melemparkan kayu tersebut hingga
masuk ke laut. Kemudian dia pulang dalam keadaan tetap
mencari kendaraan untuk menuju negeri sahabatnya.
Sementara itu, orang yang meminjamkan uang itu
keluar menunggu-nunggu, barangkali ada kendaraan yang
membawa hartanya. Ternyata dia hanya menemukan
sepotong kayu yang di dalamnya ada harta. Dia pun
mengambil kayu itu sebagai kayu bakar keluarganya. Setelah
dia menggergaji kayu itu, dia dapatkan harta dan sehelai
surat.
Kemudian, datanglah orang yang dahulu dipinjaminya
uang. Orang itu datang membawa seribu dinar. Dia berkata,
“Demi Allah, saya selalu berusaha mencari kendaraan untuk
menemui engkau dengan membawa hartamu ini. Akan
tetapi, saya tidak mendapatkan satu kendaraan pun sebelum
saya datang ini.”
Si pemilik uang berkata, “Apakah engkau pernah
mengirimi saya sesuatu?” Kata si peminjam itu, “Saya
terangkan kepadamu bahwa saya tidak menemukan
kendaraan sebelum saya datang ini.”
Laki-laki pemilik uang itu berkata lagi, “Sesungguhnya
Allah telah menunaikan utangmu, (dengan) harta yang
engkau kirimkan dalam sebatang kayu. Silakan kembali
dengan seribu dinar itu dengan selamat.”
Perhatikanlah kata-kata si peminjam. Dengan penuh
keyakinan dia mengatakan, “Cukuplah Allah sebagai saksi.”
Seolah-olah dia hendak mengingatkan saudaranya,
bukankah tidak ada satu pun yang tersembunyi bagi Allah?
126 | Asep Solikin