Page 140 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 140
Dia Mahatahu segala sesuatu yang tampak maupun yang
tersembunyi. Dia Maha Menyaksikan segala sesuatu. Dia
Maha Menyaksikan keadaan dan perbuatan kita.
Kemudian, simaklah apa yang dikatakan si pemilik
uang? Sangsikah dia? Tidak. Dengan tegas pula dia
menerima. Seolah-olah dia hendak menyatakan, dia
menerima Allah sebagai saksi, tetapi, “Berikan untukku yang
menjamin,” yang akan menjamin harta ini, kalau engkau
tidak datang melunasinya.
Laki-laki yang hatinya dipenuhi ta’zhim kepada Allah itu
dengan keyakinan penuh kembali mengatakan, “Cukuplah
Allah sebagai Penjamin.” Seakan-akan dia ingin
mengingatkan kembali saudaranya, “Tidak cukupkah
bagimu Allah Rabb semesta alam, Yang Menguasai langit dan
bumi sebagai Penjamin bagiku?”
Pemilik harta yang hatinya juga berisi ta’zhim kepada
Allah ini spontan menerima. Kemudian dia menyerahkan
seribu dinar yang diinginkan oleh saudaranya sampai pada
waktu yang telah disepakati.
Setelah itu, berangkatlah laki-laki yang meminjam ini
berlayar, memenuhi kebutuhannya. Ketika tiba waktu yang
dijanjikan, dia mencari kapal untuk menemui saudaranya,
demi memenuhi janjinya. Sekian lama mencari, dia tak
kunjung mendapatkan kapal yang membawanya ke negeri
saudaranya.
Waktu semakin dekat, angkutan kapal belum juga dia
dapatkan. Putus asakah dia, lalu meminta uzur? Ternyata
tidak, dia tetap berusaha. Kesungguhannya untuk
menunaikan amanah, dilihat oleh Allah. Allah mengirimkan
kepadanya sepotong kayu yang hanyut dibawa gelombang.
Melihat kayu itu, dia segera mengambilnya dan
Bibliosufistik | 127