Page 134 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 134
Qoyyim hidup, di Timur Hulaghu Khan datang mengobrak-
abrik umat Islam dan dari Barat kekuatan-kekuatan yang
membentuk perang salib, sementara akidah dan pemikiran
umat Islam dalam keadaan beku atau jumud, dibalut oleh
lumpur taqlid, khurafat dan bid’ah.
Dakwah yang berisi pemikiran yang tegas dan radikal
menolak berbagai kebekuan itu sebagaimana dilakukan oleh
gurunya, maka ia pun bernasib sama dengan apa yang
dialami Ibny Taymiyah. Celaan dan penjara selalu mewarnai
kehidupannya. Sampai kepada masa tuanya tanpa mengenal
lelah dan istirahat ia menyampaikan ilmu-ilmunya dengan
melalui dakwah dan pendidikan sampai memberikan fatwa.
Murid-muridnya yang terkenal antara lain, Abdullah,
Ibnu Rajab, Ibnu Kastir, Syamsuddin dan lain-lain dari
Madzhab Hanbali. Pada dasarnya pemikiran Ibnu Qoyyim Al-
Jauziyah bersifat pembaharuan dengan latar belakang
seperti yang telah diungkap pertamakali. Menarik sekali
untuk diketahui, berapa jauh pembaharuan yang diinginkan
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam tasawuf itu?
Sebagaimana telah diterangkan Ibnu Qoyyim Al-
Jauziyah menghendaki agar tasawuf juga dikembalikan pada
sumber aslinya yaitu Al-Quran dan Sunnah tanpa
penyimpangan-penyimpangan. Ajaran-ajaran tasawuf
seharusnya memperkuat syariat, dan syariat dengan itu
beroleh kesegaran dan penghayatan hakiki yang tumbuh
dari kedalaman bathin manusia. Dalam pengertian seperti
itulah Ibnu Qoyyim mengartikan tasawuf Islam sebagai
sesuatu yang positif dan konstruktif. Ia mengambil contoh
dengan pengertian Ilmu Laduni. Ilmu ini menurut Ibnu
Qoyyim Al-Jauziyah adalah pancaran dari kebersihan bathin
hingga mendapatkan ilham dari Allah. Ilham di sini bukan
bertentangan dengan agama Islam tetapi sebenarnya akan
Bibliosufistik | 121