Page 129 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 129

negri  dalam  rangka  menuntut  ilmu.  Ia  bertemu  dengan
            Fariduddin  Attar  yang  kemudian  berkomentar  bahwa
            Jalaluddin  Al-Rumi  akan  menyalakan  api  cinta  keTuhanan
            mengimbau dunia. Ia kemudian bertemu dengan Majduddin
            Sana’i  Al-Ghazali  dan  amat  mengesankan  baginya.  Dari
            kedua tokoh  sufi  ini  Jalaluddin  Al-Rumi  banyak  mendapat
            pelajaran  dan  pengalaman  yang  amat  berharga  dan  akan
            selalu dikenangnya sepanjang masa.

                 Setelah  ayahnya  meninggal  Al-Rumi  mengantikan
            kedudukan  ayahnya  untuk  memberikan  pelajaran  dan
            menduduki sebagai ulama. Di waktu menjadi guru itulah ia
            bertemu dengan Syamsyuddin Al-Tabrazi. Suatu ketika, Al-
            Tabrazi bertanya kepada Jalaluddin Al-Rumi: “Apakah yang
            engkau  pelajarkan  sekarang?”.  “Aku  mengajarkan  ilmu
            syariat”.  kata Jalaluddin Al-Rumi. “Apakah anda tidak lebih
            baik mengajarkan tentang orang yang memilki syariat itu?
            Atabrizi melanjutkan pertanyaannya.
                 Dari  percakapan  itulah  Al-Rumi  tertegun  dan  dengan
            sentuhan  jiwanya  yang  sangat  halus,  Jalaluddin  Al-Rumi
            berubah  total,  dari  pecinta  musik,  sastra,  seni  dan  ilmu,
            menjadi  pecinta  Tuhan.  Lebih-lebih  setelah  ia  berkhalwat
            dengan Syamsyuddin Al-Tabrazi dalam satu kamar selama
            40 hari, tanpa dimasuki seorang pun.
                 Syamsyuddin menjadi pemimpin rohani Jalaluddin Al-
            Rumi  dengan  penuh  keikhlasan  dan  kesungguhan.  Begitu
            eratnya  hubungannya  dengan  Jalaluddin  Al-Rumi  hingga
            pertemuan  demi  pertemuan  selalu  terjalin  dan  ia  selau
            membutiri  hikmah yang  terkandung  dalam pertemuan ini.
            Ketika  Jalaluddin  Al-Rumi  harus  berpisah  dengannya,  ia
            seakanakan  tidak  rela  sampai  akhirnya  ia  merasa  bahwa
            gurunya itu sudah ada dalam dirinya.




            116 | Asep Solikin
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134