Page 126 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 126
untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Ibnu Arabi,
sebagai lanjutan dari Wahdatul Wujud. Insan Kamil adalah
Al-Kalimat (logos) dalam tajalli yang memancarkan nilai-
nilai kesemestaan dengan aspek-aspek kesemestaan (al-
kauniyah), kenabian (al-nabawiyah).
Pernyataan Tuhan dalam diri manusia di mana alam
kecil (mikrokosmos) yang bereleksi dalam cermin besar
(makrokosmos) atau gambaran dan perbuatan, sifat dan
asmanya melalui tajalli yang imanen hingga insan kamil
adalah jelmaan dari Al-Haq. Insan kamil merupakan manusia
yang telah mencapai martabat wujud secara sempurna.
Ibnu Arabi yakin bahwa umat-umat manusia dan
agama-agama yang tumbuh di tegah-tengah umat manusia
itu adalah memilki konsep dasar yang sama, yaitu
menyembah kepada Allah yang maha esa. Kitab-kitab suci
Al-Quran, Zabur, Taurat, dan Injil dan dan lain-lain memiliki
prinsip-prinsip ajaran dasar yang sama, sedang yang
berbeda adalah syariatnya saja. Demikian juga masjid,
sinagog, gereja, kelenteng, dan lain sebagainya
melaksanakan ibadah dalam berbagai cara, namun yang
dituju adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Perbedaan antara satu agama dengan agama lain adalah
hanya dalam lambang-lambang dan simbol-simbol yang
ditonjolkan bagi masing-masing pengikut. Umat manusia
dan Tuhan yang disembah adalah satu jua, kapan pun
mereka hidup dan dimana pun mereka berada.
Bibliosufistik | 113