Page 123 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 123

yang  ia  dapatkan  dari  Rasulullah  dalam  pertemuannya
            disetiap mimpimimpinya
                 Ibnu Arabi banyak berbicara tentang alam dan proses
            penciptaan  dunia  ini.  Menurut  Ibnu  Arabi  adanya  alam
            semesta  ini  tidak  dipisahkan  dengan  sejarah  Nabi  Adam.
            Terjadinya limpahan (emanasi) pertama dalam bentuk tajalli
            Tuhan  melahirkan  materi  pertama  yang  sedia  menerima
            bentuk dan kemudian dikembalikan untuk menerima hidup
            keTuhanan.  Tajalli  yang  kedua  terwujudnya  pribadi  dan
            keadaan semesta dengan kesediaannya. Dari tajalli pertama
            memancar  esensi-esensi  tertentu  bersifat  kusus  dan
            universal serta kesediaan terbatas dalam ilmu Tuhan. Dari
            tajalli kedua memancar bentuk-bentuk lahir segala bentuk
            dari manusia. Tajalli adalah proses kejadian dengan segala
            bentuk  dan  keutaman  keTuhanan,  esensi-esensi  yang
            menerima tabiat dalam kesatuan yang tidak terpisah antara
            Tuhan  dan makhluk  yang  saling berintegrasi sebagaimana
            sebuah cermin menerima gambaran manusia tanpa terpisah
            antara  manusia  dengan  gambar  yang  ada  dalam  cermin
            tersebut.
                 Dengan  demikian,  terlimpahnya  segala  sesuatu  sama
            dengan  refleksi  maklumat  keTuhana  dalam  tajalli  dan
            demikian  terus-menerus.  Bagi  Ibnu  Arabi,  Adam  adalah
            merupakan lambang bagi roh alam semesta atau merupakan
            sinar yang menerangi dalam cermin yang besar.

                 Dengan Adam, maka alam semesta memperoleh roh dan
            daya  hidup  serta  bermakna  hakiki.    Dalam  diri  Adam
            terkandung substansi rohani yang dengannya kesegalaan ini
            berwujud  menyerap  hakikat  keTuhanan.  Ibnu  Arabi
            menjelaskan  lebih  jauh:  “Manusia  itu  bagi  Tuhan  adalah
            merupakan mata  dengan  mata,  dimana  mata  dapat  dilihat
            dan melihat. Penglihatan ini diibaratkan dengan pandangan


            110 | Asep Solikin
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128