Page 125 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 125
dalam bentuk bermacam-macam dan cara ini digunakan oleh
para intelektual dan kalangan filosofi.
Sedangkan para sufi yang menangkap segala yang
wujud dengan zauq sufi akan memadang kesemestaan in
sebagai keberadaan tunggal, al-haq dan al-khalaq adalah
satu belaka. Apabila ahli kalam menyebut Al-Jauhar dan Al-
Ardh, maka Ibnu Arabi menyebutnya dengan Al-Haq dan Al-
Khalq. Dalam rangka inilah Ibnu Arabi menulis “Maha Suci
Tujuan yang Dia menjadikan segala sesuatu dan Dialah inti
dari segala sesutu itu”.
Menurut Ibnu Arabi, asal dari segala wujud dan sebab
tiap yang ada adalah limpahan Tuhan yang terus menerus
tak henti-hentinya yang disebut juga dengan Al-Khalqun jadi
sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Qoof ayat 15:
“Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang
penciptaan baru”. Ayat in ditafsirka sedemikian rupa hingga
ia menolak Imam Asy’ari tentang Tajaddudul Aradh dan
menggantinya Tajaddudul Khalq Maal Anfus.
Penciptaan menurut tajali itu menurut Ibnu Arabi
adalah al-haq yang menampak dalam tiap kejadian dalam
bentuk tajalli dalam bentuk maujudat yang tidak terhitung
banyaknya. Tiap kejadian memiliki dua aspek yaitu aspek
ada dan tiada yang dalam istilahnya adalah Al-Baqo dan Al-
Fana. Proses terjadinya al-baqo dan al-fana yang silih
berganti tidak lepas dan berada dalam Tajalli Al-Wahid Al-
Haq. Maka setiap kejadian mengandung fana dengan
hilangnya sesuatu ketika tajalli dan baqo dengan
menetapnya sesuatu dalam tajalli baru.
Ketika Allah bertajalli untuk pertama kali hingga
berwujud Al-Haqikat Al-Muhammadiyah maka terbentuklah
berbagai acuan dan gambaran yang manifestasinya
berlangsung dalam insan kamil. Memang konsep insan kamil
112 | Asep Solikin