Page 120 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 120
IBNU ARABY (Wafat 630/1240)
“Manusia itu bagi Tuhan adalah merupakan mata dengan
mata, dimana mata dapat dilihat dan melihat. penglihatan
ini diibaratkan dengan pandangan hingga ia dinamakan
manusia”.
Dalam banyak pandangan ilmuwan, ia tidak hanya
dipandang sebagai tokoh sufi dengan aliran tasawufnya saja.
Ia pula dikenal sebagai tokoh kalam yang pendapatnya
sangat banyak diikuti oleh banyak orang. Nama lengkapnya
adalah Abu Bakar Muhammad bin Arabi Hatimi Al-Thai.
Karena gagasan-gagasannya dalam hal keagamaan dan
keteguhannya dalam membela pendapatnya, maka ia
digelari dengan Muhyidin yang artinya adalah penghidup
agama. Namun gelar itu tidak lebih terkenal daripada Ibnu
Arabi. Panggilan tersebut adalah karena sosok keAraban
yang ada pada dirinya sangatlah kental walaupun ia
dilahirkan di Mursieh, Spanyol bagian selatan, pada tahun
570 H atau tahun 1165. Ia lahir dari keluarga asli Arab
berasal dari Kabilah Hatim Al-Thai keluarga taat beragama
dan banyak memberikan perhatian kepada anak-anak.
Setelah Ibnu Arabi melewati hidupnya di Murcia, ia
bersama orang tuanya pindah ke Sivilia di mana di kota ini ia
tumbuh dan berkembang dengan memasuki alam
pendidikan sebagaimana lazimnya. Setelah dirasakan cukup
menuntut ilmu di kota ini, ia pindah ke Cordova untuk
melanjutkan ilmu yang lebih tinggi dan lebih luas lagi. Ia
mempelajari ilmu Fiqh, Tafsir, Hadits, dan lain-lain dengan
lancar dan berhasil karena kemampuan dan kecerdasan
yang dimiliki serta dukungan orang tuanya yang dapat
diandalkan. Guru-gurunya cukup banyak terutama Syekh
Madian.
Bibliosufistik | 107