Page 128 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 128

JALALUDDIN AL-RUMI


                “Keselamatan datang kepada malaikat melalui pengetahuan
                yang benar terpatri dalam dirinya. Kepada hewan terpatri
                  kekaburan dan kekeliruan. Sedang manusia senantiasa
                               berada dalam keduanya”.

                   Kesufian Al-Rumi dalam hidupnya tidak hanya dimiliki
               oleh  para  kaum  muslim  saja.  Tetapi  pemahamannya  yang
               sangat  luas  dan  moralnya  yang  luhur  pada  nilai-nilai
               kemanusiaan  menjadikan  dirinya  sebagai  orang  yang
               dianggap  suci  oleh  semua  kalangan  masyarakat  dari
               berbagai  agama  apapun.  Itulah  mungkin  yangdapat
               diteladani  dari  Al-Rumi  yang  dengan  kemapanan
               kesufiannya ia selalu menangis memohon ampun akan dosa-
               dosanya, dan dengan keunggulan ilmunya, ia selalu datang
               kepada    orang-orang    bodoh     untuk    memahami
               kelemahannya.  Nama  lengkapnya  adalah  Muhammad  bin
               Muhammad bin Husein Al-Khatabi Al-Bakri. Namun ia lebih
               dikenal  dengan  Jalaluddin  Al-Rumi.  Al-Rumi  dilahirkan  di
               Balkh, Persia pada tahun 604 H/1217 M.
                   Pada usia empat tahun ia dibawa ayahnya ke Anatolia,
               kota dinasti Saljuk yang memerintah di bagian barat yang di
               kenal  dengan  Rum.  Ia  mengikuti  keluarganya  menetap  di
               daerah  ini  hingga  dikenal  dengan  Al-Rumi  sebagai
               perumpamaan  daerah  Rum  tersebut.  Kemudian  bersama
               orang tuanya ia pindah ke Koniya, Turki dan menetap di sana
               sampai meninggal.

                   Jalaluddin  Al-Rumi  lahir  dari  dari  keluarga  yang  taat
               beragama. Ayahnya adalah seorang sufi yang terlibat dalam
               kegiatan kerohanian di daerahnya. Ia mendapat pendidikan
               pertama di Anatholia, kemudian mengembara ke beberapa


                                                       Bibliosufistik | 115
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133