Page 227 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 227
SEORANG WANITA YANG MALU DARI KAIN KAFAN
“Semoga Allah menutup auratmu sebagaimana engkau telah
berusaha untuk menutup auratku. Betapa indahnya
buatanmu ini, sehingga wanita yang meninggal bisa
dibedakan dengan lelaki yang meninggal. Jika aku mati,
maka mandikanlah diriku bersama Ali”
Ketika Fathimah sedang sakit diambang kematian,
maka Asma bintu Umais radhiyallahu anha datang
berkunjung untuk menjenguknya. Maka Fathimah berkata
untuk Asma: “Wahai Asma, aku begitu malu ketika harus
keluar di esok hari di hadapan para lelaki (ketika aku telah
meningal) dan tubuhku dibawa diatas peti mati”.
Peti mati ketika itu, hanyalah sebuah kayu datar yang
terbuka. Dan Tubuh mayyit yang sudah tertutup oleh kain
kafan akan diletakkan diatasnya dan ditutup lagi dengan
sebuah kain sebagai tambahan. Fathimah radhiyallahu anha
sangat malu dan sedih ketika tubuhnya akan terbentuk oleh
kain kafan, dia tidak ingin ada seorang lelaki dapat melihat
bentuk dan lekuk tubuhnya.
Maka dengarkanlah kembali isi curhatan Fathimah yang
sungguh mendalam: “Sesungguhnya aku merasa malu
dengan apa yang terjadi untuk para wanita ketika mereka
dipakaikan sebuah kain kafan, maka kafan itu membentuk
tubuhnya”
Mendengarkan curhan hati dari Fathimah radhiyallahu
anha, maka Asma bintu Umais berkata untuknya: “Wahai
putri Rasulullah, maukah aku kabarkan kepadamu sebuah
peti mati yang aku lihat di Habasyah?”
214 | Asep Solikin