Page 240 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 240
KURMA PENGHALANG DOA
“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah
mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu.
Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran
sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain.
Sekarang ia sudah bebas.”
Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham
berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia
membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil
Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim
melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan.
Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim
memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung
berangkat menuju Al Aqsa.
Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti
biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada
sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa
khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua
Malaikat tentang dirinya. “Itu, Ibrahim bin Adham, ahli
ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan
ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu. “Tetapi sekarang
tidak lagi. doanya ditolak karena empat bulan yg lalu ia
memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang
pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang
satu lagi.
Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi
selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan
mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH
SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
“Astaghfirullahal adzhim” ibrahim beristighfar.
Bibliosufistik | 227