Page 237 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 237
Abu Dujanah lantas mengatakan jika pohon kurma itu
adalah milik seorang laki-laki munafik. Nabi Muhammad
SAW lalu mengundang pemilik pohon kurma dan
menyatakan ingin membeli pohon kurma itu. "Bisakah tidak
jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki
itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari
pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud
warna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari
mutiara putih. Di situ tersedia bidadari cantik jelita sesuai
dengan hitungan buah kurma yang ada," tawar Rasulullah.
Laki-laki munafik itu lantas menjawab tegas "Saya tak
pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo.
Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan
dan tidak pakai janji kapan-kapan.”
Kemudian tiba-tiba datanglah Abu Bakar As-Shiddiq. Ia
lantas berkata kepada laki-laki munafik itu. “Ya sudah, aku
beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik
Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini (lebih bagus
jenisnya).”
Laki-laki munafik itu lantas kegirangan dan menerima
tawaran Abu Bakar As-Shiddiq. "Ya sudah, aku jual," kata
pria munafik itu. "Bagus, aku beli," sahut Abu Bakar.
Setelah sepakat, Abu Bakar lalu menyerahkan pohon
kurma yang sudah dibelinya dari laki-laki munafik itu
kepada Abu Dujanah.
Nabi Muhammad kemudian bersabda, “Hai Abu Bakar,
aku yang menanggung gantinya untukmu.” Mendengar
sabda Nabi ini, Abu Bakar dan Abu Dujanah bergembira
bukan main. Lalu laki-laki munafik itu pulang dan
menceritakan kepada istrinya kisah yang baru saja terjadi.
“Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat
224 | Asep Solikin