Page 238 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 238
sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang
aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku
tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-
buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga
kita itu sedikit pun," cerita laki-laki munafik kepada istrinya.
Sesuatu datang mengejutkan bagi laki-laki munafik itu.
Yang mengejutkan saat malamnya laki-laki munafik tidur
dan bangun di pagi harinya, ia terkejut dengan posisi pohon
kurma yang tiba-tiba berpindah. Pohon kurma itu menjadi
berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Seolah-olah tak
pernah sekalipun pohon kurma itu tumbuh di atas tanah
miliknya. Sementara tempat asal pohon kurma itu tumbuh
justru rata dengan tanah, laki-laki munafik itu pun heran.
Bibliosufistik | 225