Page 259 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 259
menurunkannya dari tiang salib. Dia perintahkan kepada
pengawalnya untuk menyiapkan belanga (kuali) yang diisi
dengan air dan direbus hingga mendidih. Kemudian ia
perintahkan untuk memanggil tawanan-tawanan dari kaum
muslimin. Kemudian ia lemparkan salah seorang dari
mereka ke dalam belanga tadi hingga tinggal tulang
belulangnya.
Namun, Abdullah bin Hudzafah tetap berpaling dan
enggan untuk masuk agama Nashrani. Kemudian Raja
memerintahkan pengawalnya untuk melemparkan Abdullah
bin Hudzafah ke dalam belanga jika ia tidak mau memeluk
agama Nashrani. Ketika mereka hendak melemparkannya
beliau menangis. Kemudian mereka melapor kepada Raja,
“Sesungguhnya dia menangis.” Raja mengira bahwasanya
beliau takut, maka ia berkata, “Bawa dia kemari!” Lalu
berkata, “Mengapa engkau menangis?” Jawabnya, “Aku
menangisi nyawaku yang hanya satu yang jika engkau
lemparkan ke dalamnya maka akan segera pergi. Aku
berharap seandainya nyawaku sebanyak rambut yang ada di
kepalaku kemudian engkau lemparkan satu per satu ke
dalam api karena Allah.” Maka, Raja tersebut heran dengan
jawabannya. Kemudian ia berkata, “Apakah engkau mau
mencium keningku, kemudian akan kubebaskan engkau?”
Abdullah menjawab, “Beserta seluruh tawanan kaum
muslimin?” Ia menjawab, “Ya.”
Maka ia pun mencium kening raja tersebut dan bebaslah
ia beserta seluruh tawanan kaum Muslimin. Para tawanan
menceritakan kejadian ini kepada Umar bin Khattab. Maka,
berkatalah Umar, “Wajib bagi setiap muslim untuk mencium
kening Abdullah bin Hudzafah. Aku yang akan memulainya.”
Kemudian Umar mencium keningnya.
246 | Asep Solikin