Page 270 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 270

PEMUDA AHLI TAUHID YANG PEMBERANI


                “Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit,
               yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka
               duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang
                mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.” (QS
                                    Al Buruuj: 4-6)
                    Ada  seorang  raja  yang  berkuasa  sebelum  kalian.  Dia
               mempunyai  seorang  tukang  sihir.  Ketika  tukang  sihirnya
               semakin  tua  dia berkata  kepada raja:  “Aku  sudah  tua, oleh
               karena itu utuslah seorang anak muda supaya aku ajarkan
               sihir kepadanya”.  Maka dibawalah seorang anak muda untuk
               diajar  ilmu  sihir.  Di  tepi  jalan  yang biasa  dilalui  oleh  anak
               muda  itu  ada  seorang  rahib.  Suatu  ketika  anak  muda  itu
               duduk dan mendengarkan ajaran rahib tersebut. Maka setiap
               kali dia berangkat ke rumah tukang sihir, dia akan singgah ke
               rumah rahib dan duduk sejenak di sana. (Satu kali) kerana
               terlambat, ketika dia sampai di rumah tukang sihir, tukang
               sihir  itu  memukulnya.  Anak  muda  itu  pun  mengadukan
               keadaannya kepada rahib. Rahib memberi pesan: “Jika kamu
               takut  kepada  tukang  sihir,  katakan  kepadanya  bahwa
               keluargamu  membuatmu  terlambat.  Dan  jika  kamu  takut
               kepada keluargamu, katakan kepada mereka bahwa tukang
               sihir itu membuat kamu terlambat.”

                   Begitulah  keadaannya  sehingga  satu  ketika  di  mana
               anak  muda  itu  mendapati  orang-orang  ketakutan  karena
               seekor binatang buas yang menghalangi jalan mereka. Anak
               muda  itu  berkata:  “Hari  ini  akan  aku  ketahui  siapa  yang
               sebenarnya lebih baik, tukang sihir atau rahib itu.” Lalu anak
               muda itu mengambil batu dan berkata: “Ya Allah, jika ajaran
               si-rahib  lebih  Engkau  cintai  daripada  si-tukang  sihir,  maka
               bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang pun dapat bebas

                                                       Bibliosufistik | 257
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275