Page 275 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 275
BELAJAR BERANI DARI ABDULLAH BIN UMAR
Ibnu Umar tak memiliki jabatan yang tinggi, hartanya tak
melimpah-limpah, namun keberaniannya tak ada yang
menandingi. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa
kekuasaan, ketinggian, kedudukan di mata manusia tak
identik dengan keberanian.
Perang Khandak berkecamuk saat putra Umar bin
Khattab ini genap berusia 15 tahun. Nama isimnya Abdullah.
Sedang kuniyahnya adalah Ibnu Umar. Berjihad di jalan Allah
bersama Rasul tercinta adalah impiannya semenjak kecil.
Sebagaimana sahabat Rasul yang lain, ia pun mendaftarkan
diri sebagai bagian dari mujahid Khandak. Sejak itu, Ibnu
Umar tak pernah absen dalam berbagai pertempuran dalam
rangka meninggikan kalimat Allah.
Kelembutan dan zuhudnya Abdullah bin Umar terhadap
dunia nampaknya sangat dipengaruhi oleh karakter sang
ayah. Disaat kaum muslimin sedang berada pada masa jaya-
jayanya, mulai nampak perubahan poros hidup umat muslim
ke arah materi. Sehingga para sahabat terkemuka memiliki
tanggung jawab dengan menjadi teladan dalam gaya hidup
yang shalih, zuhud, dan jauh dari kedudukan yang tinggi.
Termasuk di antaranya Abdullah bin Umar.
Adalah biasa saat ia duduk-duduk bersama temannya, ia
membacakan Al-Qur’an, lalu bacaannya terhenti, lalu
berlinang air matanya. Tangisnya mengalir deras hingga
membasahi janggutnya. Ia juga sering memejamkan mata,
lantas tertangis saat melewati tempat-tempat yang biasa
Rasul singgahi di Makkah dan Madinah, karena cintanya
yang amat sangat pada baginda.
262 | Asep Solikin