Page 286 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 286
“Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?”,
ia berkata, “Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji
Allah”. Aku berkata, “Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh
karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya”, ia berkata,
“Benar”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikapnya?”, ia berkata,
“Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah”. Aku berkata,
“Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan
dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah
engkau akan hal itu?”, ia berkata, “Iya”, aku berkata,
“Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?”, ia berkata, “Ia bersabar,
bersyukur, dan memuji Allah, lagsung saja jelaskan
maksudmu –semoga Allah merahmatimu-!!”.
Aku berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku
temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah
diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah
melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau”.
Orang itu berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak
menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat
kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka”,
kemudian ia berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun”, lalu
ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia.
Aku berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun”, besar
musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja
maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya
duduk maka aku tidak bisa melakukan apa-apa. Lalu akupun
menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku
duduk di dekat kepalanya sambil menangis. Tiba-tiba datang
kepadaku empat orang dan berkata kepadaku “Wahai
Abdullah, ada apa denganmu? apa yang telah terjadi?”. Maka
akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku
alami.
Bibliosufistik | 273