Page 288 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 288
TAKWA SANG PERAMPOK
“Dan ada pula orang-orang yang mengakui dosa-dosa
mereka, namun masih mencampuradukkan pekerjaan yang
baik dan pekerjaan lain yang buruk”
Fudhail adalah merupakan pemimpin sebuah kelompok
para perampok kelas kakap. Ia begitu dihormati dan setiap
kata-katanya selalu dipatuhi. Namanya begitu terkenal di
seantero Baghdad, sebagai seorang perampok kelas wahid
yang tidak segan-segan membunuh siapa pun yang melawan
dirinya.
Meski begitu, ia tidak pernah sekali pun meninggalkan
kewajibannya sebagai hamba Allah, seperti shalat, puasa,
atau rukun Islam lainnya. Suatu hari, sebuah rombongan
besar melintas di hadapan tenda Fudhail dan kelompoknya.
Seorang pemuda yang ada dalam rombongan itu sebelumnya
pernah mendengar tentang garangnya para perampok di
daerah itu.
Alhasil, ia pun berpikir keras untuk menyembunyikan
tasnya yang berisi emas. “Aku harus menyembunyikan tas ini
agar ketika mereka mencegat rombonganku, tas ini tetap
selamat,” ucap sang pemuda dalam hati. Tampak dari
kejauhan ada seorang lelaki sedang melakukan shalat di
balik pohon. Ia pun berpikir untuk keluar dari rombongan
dan menitipkan tasnya kepada lelaki itu, yang tiada lain
adalah Fudhail. Pemuda itu mengira Fudhail seorang asketis,
sehingga ia pun tidak ragu untuk mempercayakan tasnya
pada Fudhail.
Setelah menunggu beberapa waktu Fudhail
mengusaikan shalatnya, pemuda itu berkata, “Saya ingin
menitipkan tas ini agar tidak diambil para perampok nan
Bibliosufistik | 275