Page 332 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 332

kepada pemiliknya. Satu saat, kami agak terlambat pulang.
               Ada  anakku  yang  sudah  terlanjur  makan  kurma  hasil
               temuan. Mata kepala saya sendiri  menyaksikan, tampak ia
               sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis
               memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami semalam.”
               Mengetahui itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut
               anakku itu. Kami keluarkan apa pun yang ada di sana. Kami
               katakan,  ‘Nak,  janganlah  kau  permalukan  ayahmu  ini  di
               akhirat  kelak.’  Anakku  menangis,  kedua  pasang  kelopak
               matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan.

                   Wahai  Baginda  Nabi,  kami  katakan  kembali  kepada
               anakku itu, ‘Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela
               meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut
               yang  haram  itu,  akan  aku  keluarkan  dan  akan  aku
               kembalikan  bersama  kurma-kurma  yang  lain  kepada
               pemiliknya yang berhak’.”

                   Pandangan mata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
               sontak berkaca-kaca, lalu butiran air mata mulianya berderai
               begitu deras. Baginda Rasulullah Muhammad shallahu alaihi
               wa sallam mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik
               pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah dalam kisah yang
               ia  sampaikan  di  atas.  Abu  Dujanah  pun  kemudian
               menjelaskan,  pohon  kurma  tersebut  adalah  milik  seorang
               laki-laki  munafik.  Tanpa  basa-basi,  Baginda  Nabi
               mengundang pemilik pohon kurma. Rasul lalu mengatakan,
               “Bisakah tidak jika aku minta kamu menjual pohon kurma
               yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh
               kali  lipat  dari pohon kurma  itu sendiri.  Pohonnya terbuat
               dari  batu  zamrud  berwarna  biru.  Disirami  dengan  emas
               merah,  tangkainya  dari  mutiara  putih.  Di  situ  tersedia
               bidadari  yang  cantik  jelita  sesuai  dengan  hitungan  buah
               kurma yang ada.” Begitu tawar Rasulullah shallallahu alaihi
               wa sallam.

                                                       Bibliosufistik | 319
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337