Page 333 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 333
Pria yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas
menjawab dengan tegas, “Saya tak pernah berdagang dengan
memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa
pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-
kapan.”
Tiba-tiba Abu Bakar as-Shiddiq radliyallahu 'anh
datang. Lantas berkata, “Ya sudah, aku beli dengan sepuluh
kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang
varietasnya tidak ada di kota ini (lebih bagus jenisnya).” Si
munafik berkata kegirangan, “Oke, ya sudah, aku jual.” Abu
Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.” Setelah sepakat, Abu
Bakar menyerahkan pohon kurma kepada Abu Dujanah
seketika.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian
bersabda, “Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya
untukmu.” Mendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar bergembira
bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik
berlalu. Ia berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan
kisah yang baru saja terjadi. “Aku telah mendapat untung
banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih
bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada
di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya
lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku
berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun.”
Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi
harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah
posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan
seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut
tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu
tumbuh, rata dengan tanah. Ia keheranan tiada tara.
320 | Asep Solikin