Page 94 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 94
melaksanakan ibadah konon ia mampu melaksanakan shalat
400 rakaat dalam sehari semalam.
Ibadah-ibadah yang dijalankannya tidak mengenal lelah
dan merasa sakit. Walaupun dalam keadaan sakit ia masih
tetap mengerjakan sembahyang fardu dan sunah sekalipun
harus dilakukan dengan berbaring.
Melihat yang demikian itu, murid-muridnya berkata
“Wahai Abu Qosim anda terlalu memberatkan diri padahal
anda sedang sakit”. Junaid Al-Baghdadi menjawab dengan
singkat “Inilah saat yang indah dalam kehidupanku”. Berkata
Al-Athawi: Tidaklah berhenti beliau sembahyang dan
membaca Al-Quran sedang beliau dalam sakit keras, hingga
ketika menghembuskan nafas yang terakhir telah dibaca 70
ayat dari Surat Al-Baqoroh sebagai ulangan kesekian kalinya
dalam keadaan sakit”.
Muhammad Al-Jurairi berkata: “Hari wafat Junaid Al-
Baghdadi jatuh pada hari jumat sebelumnya pagi-pagi sekali
saya datang menemui beliau sedang beliau membaca Quran
lalu saya berkata ‘Kasihanilah diri tuan, istirahatlah karena
tuan sudah terlalu payah’ Junaid Al-Baghdadi menjawab:
‘Siapakah yang lebih pantas dari aku berbuat begini di saat
yang kritis ini di mana halaman buku hidupku akan ditutup?’
Diantara shalat dan membaca Al-Quran itulah akhirnya
Junaid Al-Baghdadi Junaid Al-Baghdadi menghembuskan
nafas yang terakhir dan dishalati lebih dari 60.000 umat
Islam dan dikuburkan disamping pamannya Sarri Al-Saqoty.
Kuburnya selama lebih dari sebulan dalam keadaan ramai
oleh penziarah siang dan malam.
Ajaran tasawuf Junaid Al-Baghdadi bertolak dari dasar
dan penegakkan syariat secara tegar dan tangguh. Hal itu
tampak jelas dalam kehidupan dan pelajaran-pelajaran yang
Bibliosufistik | 81