Page 137 - Membangun Pendidikan Berkualitas Di Era Pandemi
P. 137
|Membangun Pendidikan Berkualitas di Era Pandemi
fisik dalam jumlah banyak dalam satu ruangan,
menyebabkan model perkuliahan konvensional di dalam
kelas terpaksa ditinggalkan. Para pengajar kemudian
beralih ke model pembelajaran dalam jaringan atau
disingkat daring.
Peralihan model pembelajaran dari konvensional atau
tatap muka menjadi daring sebenarnya bukan hal baru.
Sebelum pandemi Covid-19, banyak perguruan tinggi sudah
mengembangkan model pembelajaran daring, antara lain
oleh Universitas Terbuka (UT). Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan pun sudah mengeluarkan beberapa aturan
main tentang unit pembelajaran jarak jauh (PBJJ), yang
pada dasarnya menggunakan model full-online. Sebagian
perguruan tinggi juga telah memulai model pembelajaran
campuran dan kombinasi daring-luring sebagai alternatif
model. Kejadian pandemi pada akhirnya memaksa seluruh
perguruan tinggi untuk menerapkan pembelajaran daring.
Beberapa eksperimen tentang model pembelajaran
daring dimulai sejak tahun 1980-an, dan kembali marak
pada tahun 1990-an sejalan dengan semakin mudah dan
murahnya penggunaan komputer serta jaringan teknologi
informasi di dunia. Studi-studi komparatif dari Muter,
Wright and Licorish, Gould and Grischkowsky, dan Keenan,
adalah beberapa contoh studi komparatif model
pembelajaran daring vs luring pada tahun 1980-1984.
Bahkan Tsemberis menyatakan bahwa tes berbasis
komputer sudah eksis sejak tahun 1960-an untuk
mengukur IQ, kepribadian, dan daftar ceklist untuk melihat
kelainan (Noyes & Garland, 2008) (1)Hasil kajian mereka
tentang efektivitas pembelajaran daring vs luring, dan
128