Page 74 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 74
pemerintah juga sudah memasang lampu merah. Namun cerita
yang beredar bundaran tersebut bisa tiba-tiba menghilang di
malam hari.
Kembali lagi kepenggunaan batik, ibu Kar mengatakan bahwa
tentunya pengguna batik burung enggang akan menunjukkan
sikap penuh wibawa sebagai seorang pemimin, pelindung serta
membawa keberkahan bagi orang lain yamg terlihat dalam
tindakan sehari-hari. Ranying Hatalla atau Tuhan (Jubata) turut
serta mengawasi setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia,
sehingga kendali diri memegang peranan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab dalam menciptakan harmoni dan
kedamaian untuk kebaikan bersama. Ketia seseorang telah
menunjukan sikap sebagai pelindung tentunya akan menunjukan
akhlak yang baik kepada semua orang dan akan terpancar
kebaikan-kebaikan lain seperti, Mamut Menteng (gagah perkasa)
dalam sikap dan perbuatan, individu diharapkan berani berbuat,
berani bertanggung jawab.
Sikap mamut menteng yang dilengkapi dengan tekad isen
mulang atau pantang menyerah telah mendarah daging dalam
kehidupan. Harati (Pandai) disamping pandai individu juga
harus seorang yang cerdik dalam arti positif. Kecerdikannya
mampu menjadikan dirinya sebagai seorang pemberi inspirasi
bahkan sebagai seorang the greatest inspirator bagi orang lain.
Kemampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain keakraban
yang tidak dibuat- buat, menjadikan seorang memiliki empati.
Bakena merupakan sikap yang harus dimiliki masyarakat suku
Dayak bakena bukan hanya tampil cantik dan ganteng yang
terpancar menjadi sikap menarik dan bijaksana.
Keelokan burung enggang yang juga diaplikasikan pada motif
batik dapat memancarkan Inner beauty yaitu cantik dan tampan
yang berasal dari dalam diri individu. Bakena yang merupakan
pancaran jiwa seorang Dayak yang tergambar dalam perilaku adil,
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 61