Page 52 - Art Counseling seni sebagai penawar
P. 52
dalam situasi terpisah, diharapkan konseli dapat membaca gejala-
gejala psikologis. Untuk itu, diperlukan skill set yang matang dari
para konselor cyber saat mengimplementasikan layanan online.
Konselor harus dipandu oleh rencana layanan yang
menggabungkan kemampuan empatik dengan media yang
digunakan.
Pentingnya pemberian layanan
bimbingan dan konseling
berbasis teknologi tidak hanya
didasarkan pada perkembangan
waktu dan ruang, tetapi juga
pada maksimalisasi layanan
bimbingan dan konseling di
sekolah. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Gibson bahwa
konselor harus kompeten
dalam menggunakan komputer, dan menyadari bahwa perkembangan
zaman dapat berimplikasi besar pada praktiknya (Haryadi et al., 2020).
Cyber-counselling memberikan keleluasaan bagi konselor untuk
melayani konseli dengan cara yang lebih hemat waktu, mandiri, dan
lebih praktis karena dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja tanpa
harus bertemu langsung. Selain itu, pelaksanaan cyber-counselling tidak
hanya memudahkan konseli untuk mengungkapkan masalah pribadinya
tetapi juga meningkatkan akses layanan konseling bagi masyarakat yang
tinggal di daerah terpencil, penyandang disabilitas, masyarakat yang
terlalu malu untuk konseling tatap muka, orang sibuk. dengan
keterbatasan. waktu, dan orang-orang yang khawatir dicap bermasalah
(Li,Lau et al., 2013).
Cyber-Counseling sangat tepat diterapkan di era pandemi seperti
ini, di mana pembatasan fisik sangat penting untuk mencegah
penyebaran Covid 19. Konseling siber merupakan bentuk tanggung
jawab konselor dalam menghadapi profesi konselor profesional.
Untuk itu konselor perlu beradaptasi dan mempersiapkan diri
dengan baik dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi
Art Counseling: Seni Sebagai Penawar | 45