Page 102 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 102

Ideologi baru yang   mereka bawa merupakan pemikiran yang
                   merupakan kritikan terhadap  praktek animisme yang dijalankan oleh
                   ummat, yang diyakini akan menghambat penerimaan ajaran  Islam standar
                   dan modernisasinya. Untuk menyebarkan ideologinya yang baru itu, pada
                   1906, mereka menerbitkan surat kabar yang berjudul Al-Imam. Surat kabar
                   itu dijadikan corong dalam menyebarkan pesan modernisme, agar dapat
                   dipahami pula oleh ilmuwan agama lainnya, atau bagi ummat muslim yang
                   tertarik akan pandangan itu.
                       Di Sumatera Barat, gerakan serupa juga muncul yang dipimpin oleh Haji
                   Rasul, yang wafat pada 1944. Haji Rasul mengusulkan agar khotbah Jumat
                   disampaikan dalam bahasa daerah, karena hanya segelintir orang saja yang
                   memahami bahasa Arab.  Pandangan Haji Rasul dapat dilihat dalam majalah
                   yang diterbitkannya, yang berjudul  Al Moenir, yang kala itu memperoleh
                   tanggapan yang luar biasa dari para petinggi agama di wilayah itu.  Selain
                   tokoh Haji Rasul, juga muncul tokoh Haji Agus Salim, yang wafat pada
                   1954. Tokoh ini juga berasal dari Sumatera Barat  yang dididik dalam sistem
                   pendidikan Belanda.  Pandangan Haji Agus Salim tertuju pada eksploitasi
                   orang Asia Tenggara sebagai dampak dari sistem kolonial. Agar gagasannya
                   dapat dipahami oleh kaum bumi putera, ia mendorong kaum intelektual
                   muda Islam untuk mengikuti sekolah Belanda. 2
                       Gagasan modernisme Islam lainnya muncul dari seorang tokoh yang
                   dampaknya masih berlanjut hingga saat ini. Tokoh ini bernama Ahmad
                   Dahlan (1868-1923), yang mulai bergerak sejak 1912 di kota Yogyakarta. Ia
                       menggunakan bahasa Melayu.  (Lihat Howard M. Federspiel, 2007. Sultans, Shamans,
                       and Saints: Islam and Muslims in South East Asia.  Hawai: The University of Hawai Press,
                       hlm. 133-134).
                   2   Di Jawa, upaya kaum bumi putera dalam memodernkan sekolah Islam tradisional dimulai
                       pada 1906, tatkala Susuhunan Paku Buwono membuka model pesantren baru di Surakarta,
                       Mambaul Ulum. Di pesantren ini para siswa diberikan pelajaran agama, pelajaran umum
                       seperti astronomi, aritmatika, dan logika. Pesantren ini memberikan sumbangan yang
                       sangat penting bagi pembentukan ulama intelektual dan intelektual ulama. Tokoh yang
                       muncul belakangan seperti Ahmad Baiquni (dokter Indonesia yang sangat terkenal) dan
                       Munawir Sadzali (Menteri Agama 1983-1993) pernah dididik di pesantren ini.  (Lihat
                       Yudi Latif, 2008. Indonesian Muslim Intelligentsia Power. Singapore: ISEAS, hlm. 82-
                       84).


               [100]    K.H. Ahmad Dahlan
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107