Page 97 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 97
inovasi kreatif yang sulit dicari padanannya di masa lalu (lihat prasaran
gerakan ini pada Konggres Islam Cirebon 1921 dalam laporan tahun ke 9
tahun 1922).
Pendidikan atau dakwah adalah proses sosial-budaya untuk
mengembangkan atau mengubah tata-pikir dan tata-kelola kehidupan secara
bertahap (lihat laporan tahunan ke IX 1922). Tahapan-tahapan itu bagai
spiral yang diwadahi atau dilembagakan dalam regulasi melalui syariah
(fi (dala geraka diperanka ole ta Sala sa orientas
Muhammadiyah yang tidak banyak disadari aktivisnya ialah perubahan tata-
pikir manusia (umat) dan tata kelola kehidupan berbasis ajaran Islam.
Lihat Asas PKU dan Kesaksian dr. Soetomo tentang posisioning gagasan
Dahlan atas Darwinisme (Lihat Suara Muhammadiyah Tahun ke 5 Oktober
1924 hlm 170-171, dan Almanak Moehammadijah Tahoen Hidjriah 1354
hlm 120). Kini, secara kultural pemeluk Islam negeri ini adalah pengikut
Muhammadiyah: lihat dakwah luar ruang (taklim), musolla di ruang publik
(bandara, stasiun, terminal, pasar) minat pendidikan, sadar kesehatan, tata
kelola sosio-ritual (zakat-infaq-sedekah, ibadah korban, salat tarwih, haji,
dlsb). Demikian pula halnya dengan kehidupan atau kegiatan kehidupan
melalui media sosial virtual.
Di saat aktivis gerakan ini masih terperangkap bentuk-bentuk tbc, pelaku
tbc sudah bergerak menjadikan tbc sebagai tradisi bagi berbagai fungsi sosial-
ekonomi-budaya. Ziarah kubur aulia dan ulama kharismatik menjadi wisata
religi. Ritual kematian; yasinan & tahlilan (3, 7, 100, 1000 hari) sebagai
media edukasi (umat lapis bawah jadi hafal surat-surat pendek, juga doa),
sebagai media komunikasi (politik, ekonomi)
K.H. Ahmad Dahlan [95]