Page 107 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 107

pendidikan Islam. Namun, pada perkembangan berikutnya Muhammadiyah
              juga mengembangkan diri dalam bidang kesejahteraan sosial.  Ahmad Dahlan
              menjadi guru dan organisator yang dikenal oleh banyak orang. Dengan
              demikian, karena waktunya sudah habis digunakan untuk berorganisasi,
              tidak begitu banyak karya tulis yang ditinggalkan.
                 Pada awalnya, melalui aktivitasnya di Boedi Oetomo, ia diminta untuk
              memberikan ceramah keagamaan kapada para siswa sekolah pendidikan
              guru lokal dan OSVIA  di kota Magelang. Selanjutnya pada 1911 dengan
              bantuan para siswa dari sekolah pendidikan  guru, ia membuka sekolah
              dasar di dekat  kraton Yogyakarta, dengan menerapkan kurikulum yang
              mengajarkan pelajaran agama dan pelajaran umum. Nama Ahmad Dahlan
              menjadi semakin populer tatkala ia mendirikan organisasi modernis reformis
              pada 1912, yang diberi nama Muhammadiyah, dengan jaringan madrasah,
              sekolah, dan lembaga islam modern lainnya. 6


                 B.1 Gagasan Ahmad Dahlan
                 Beberapa karya yang ditinggalkan banyak dijadikan pedoman bagi
                 para guru sekolah Muhammadiyah, yang memungkinkannya untuk
                 menggunakan model peran, mengatasi peran adat, agar  memperoleh
                 lebih banyak pengetahuan tentang Islam, yang kemudian disebarkannya
                 kepada pengikutnya. Pedoman yang digunakan oleh para guru ini lebih
                 banyak menggunakan bahasa Islami, seperti apa itu kebahagiaan di
                 Akhirat dan realita ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun
                 ia  menola  mis  Sufi  ia  menggunakannya  dala  karyanya  khususnya
                 penolakannya terhadap nafsu manusia dan rujukan akan arti pentingnya
                 kesadaran manusia. 7
                      Bagi Ahmad Dahlan, peran pengikat kehidupan manusia terdiri atas:
                     1.  Ilmu Pengetahuan yang terlalu besar untuk dipikirkan;

              6   Lihat Yudi Latif, 2008. Indonesian Muslim Intellegentsia Power.  Singapore: ISEAS,
                 hlm108-110.
              7   Lihat naskah pidato para pemimpin Muhammadiyah yang disampaikannya pada 1923.



                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [105]
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112