Page 109 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 109

2.  Ummat harus mempelajarinya dengan serius dan mempelajarin-
                        ya secara cermat;
                     3.  Untuk mengatur dirinya, manusia hendaknya menggunakan in-
                        strumen Al Qur’an.
                     Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa alasan yang membuat setiap
                 manusia memiliki perasaan yang sama. Pertama-tama ummat manusia,
                 dari mana pun asal etnisnya, pada dasarnya berasal dari satu leluhur yakni
                 Adam dan Hawa.  Dengan demikian, manusia harus saling berhubungan
                 karena mereka berasal dari satu  darah. Alasan keduanya adalah manusia
                 dalam hubungannya satu dan lainnya, membentuk tatanan yang damai
                 dan bahagia dalam kehidupannya. Hal ini tidak akan dapat diperoleh
                 bila tidak memiliki perasaan yang sama dan hati terpadu. Bagi Ahmad
                 Dahlan, hal ini merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan.

                      Ia menilai bahwa sejak zaman Nabi, para sahabatnya, hingga para
                 pemimpin komunitas muslim saat ini, tidak memiliki kesamaan perasaan
                 dan hati terpadu di antara ummat manusia. Meski ada individu yang
                 sangat terkenal dan terdidik sepanjang hidupnya  dan telah berjuang
                 dalam waktu yang lama, mereka itu belum berhasil untuk mencapai
                 kesamaan ini.  Ia menyadari bahwa prinsipnya ini sangat bisa untuk
                 dibantah atau diabaikan. Namun ia mendasarkan prinsipnya itu atas
                 beberapa alasan, antara lain:
                     a.  Kebodohan yang bersifat umum;
                     b.  Ketidaksepakatan dengan mereka yang membawa kebenaran;
                     c.  Berpegang pada cara tradisional yang telah ditanamkan oleh le-
                        luhurnya;
                     d.  Rasa ketakutan terpisah dari kerabat dan sahabatnya; dan

                     e.  Ketakutan kehilangan kehormatan, posisi, status, pekerjaan,  dan
                        kesenangan.






                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [107]
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114