Page 18 - Gemilang Peradaban Islam
P. 18
telah ada pada saat itu. Sikap demokratis yang tinggi telah
lahir dalam setiap jiwa mereka. Mereka berpendapat bahwa
siapa saja berhak menjadi khalifah dengan syarat mampu
berbuat adil dan dapat menjalankan syariat agama Islam
dengan baik dan benar. Ini adalah berangkat dari
kekecewaan mereka terhadap Ali yang oleh mereka
sebenarnya lebih berhak untuk memangku jabatan tersebut.
Namun dengan adanya kasus arbitrasi, kepercayaan mereka
pun pudar dan pada akhirnya menetapkan siapa pun berhak
untuk menjabat itu, baik dari kalangan Arab maupun yang
bukan Arab. Dalam pemahaman demikian mereka
menganggap khalifah Abu bakar dan Umar sajalah yang
dapat mereka anggap sah dan sesuai dalam ajaran Islam. Dan
mereka menganggap telah terjadi penyelewengan-
penyelewegan dalam pemerintahan Utsman dan Ali.
Sedangkan Muawiyah, Abu musa dan Amr bin Ash bukan
hanya melakukan penyelewengan dalam kepemerintahan
saja tetapi juga telah menyeleweng dari ajaran Islam dan ada
pada posisi kufur.
Maka dalam memahami masalah teologi yang
berkembang dalam doktrin-doktrin mereka tentang kufur,
orang yang ada pada posisi kufur, mukmin, atau pun yang
keluar dari Islam, dalam paham ini walaupun mereka dari
satu golongan namun mereka memiliki pemahaman yang
berbeda-beda. Secara mayoritas para pengikut kaum
Khawarij adalah kalangan Arab badawi yang tata hidupnya
sendiri mengembara dari satu daerah kedaerah lain dengan
padang pasir dan hawa panas yang sering mereka temui.
Maka sikap keras dan budaya berpikir ilmiah pun sangat
rendah dalamkalangan tersebut. Inilah yang ternyata
menyebabkan mereka pada akhirnya berpecah belah satu
dengan yang lainya. Kehidupan pribadi yang sederhana dan
Gemilang Peradaban Islam | 9