Page 22 - Gemilang Peradaban Islam
P. 22
mengalirkan darah dan merampas hak orang untuk
hidup. Padahal dalam pandangan sekte ini setiap
manusia mendapatkan hak hidup dan memilih bentuk
kepercayaan yang seseorang inginkan.
Namun dalam perkembagannya sekte ini pun
mengalami perubahan-perubahan yang sangat drastis.
Mereka pada akhirnya hampir sama dengan sekte-sekte
sebelumnya dengan menganggap dosa besar dan
menjadi kafir apabila mereka tidak sepaham dengan
ajaran mereka dan pemahaman golongan mereka. Ia
pula berpendapat bahwasanya bagi para penganut
sekte ini apabila melakukan dosa besar memang akan
mendapatkan siksaan kelak pada hari pembalasan,
namun ia memberikan doktrinan bahwa bukan
nerakalah tempatnnya melainkan disuatu tempat lain,
lalu akan dimasukan ke dalam surga. Dalam ajaran ini
pula mengatakan bahwa dosa kecil akan menjadi besar
apabila dilakukan terus-menerus. Paham selanjutnya
adalah tentang Takiyah, yaitu menyembunyikan jati diri
yang sebenarnya untuk menyelamatkan diri. Artinya ia
boleh berbuat seperti orang musyrik atau beribadah
sesuai dengan ajaran mereka asalkan tidak dengan imn
atas Tuhan yang sedang ia sembah tersebut.
Mereka boleh mengatakan musyrik dalam lidah
namun hanya untuk menyelamatkan diri saja, namun
tidak seperti apa yang hatinya katakan. Namun dalam
perjalanan sejarahnya, tidaklah semua ajaran yang ia
sampaikan dapat diterima oleh semua anggota sekte ini.
Sebagian mereka ada yang menolak dari bentuk praktek
sekte ini terutam dalam pembagian harta rampasan
perang. Maka perpecahan dalam kelompok ini pun
terjadi antara lain oleh Abu Fudaik dan Rasyid At-Tawil
Gemilang Peradaban Islam | 13