Page 272 - Gemilang Peradaban Islam
P. 272
dalam setiap hati sufi selalu mengharapkan pertemuan
pertemuan dengan Allah. Dan tidaklah mungkin
bertemu dengan Allah sementara jiwa masih terpenjara
oleh jasad. Jalan satu-satunya adalah meninggalkan
jasad untuk bertemu dengan Dzat yang Maha Suci Swt.
Dan kerinduan itulah yag akan terus bergelora pada
hidup mereka laksana api yang menjilat-jilat kayu
bakar. Kalau yang berkobar maka ia akan terbakar dan
jantungnya akan berkeping-keping.
6. Kesaksian
Yaitu lahirnya atau hadirnya Al-haq tanpa
dibayangkan. Artinya bahwa cahaya-cahaya tersebut
melingkupi kalbunya, tanpa adanya tutup dan faktor
yang mampu memutus dicelahnya. Sebagaimana
perkiraan dalam kilatan yang bersambung seperti
malam yang gelap dicahayai dengan lampu. dan cahaya
itu tidak terputus maka jadilah siang. Begitulah kalbu
apabila keabadian tajalli tampak terus menerus akan
menjadi siang yang nikmat tiada malam sama sekali.
Dikalangan tertentu menduga bahwa musyahadah
itu mengisyaratkan pada pangkal dari pemishan.
Keduanya tersebut adalah hal seorang sufi karena
kekuatannya untuk menggunakan faktor yang paling
dominan dalam hatinya. Dan faktor tersebut adalah
berupa dzikir kepada Allah Swt. Sedangkan yang hadir
dalam hati senantiasa juga dzikir kepada Allah Swt.
siapa pun yang memperoleh sesuatu dari sesama
makhluk, maka hatinya akan berkait untuk selalu ingat
kepada sang kekasih dan mengutamakan kekasihnya
dibanding dirinya.
Gemilang Peradaban Islam | 263