Page 270 - Gemilang Peradaban Islam
P. 270
kedudukan hakikatnya adalah kedahsyatan, ia tidak
akan merasa kurang walaupun dirinya mrengalami
kekurangan, tidak pula bertambah jika dia disuguhi
kebaikan.
Atau adapun penjelasan tentang kecenderungan
cinta itu sendiri sebagai pengharapan yang sepenuhnya,
kemudian dia mengutamakan terhadapnya ketimbang
pada dirinya sendiri, jiwanya, harta bendanya, hingga
lahirlah keserasian dengannya baik secara lahir
maupun bathin.
3. Takut
Takut adalah gerak kalbu dari keaguangan Allah Swt.
yang karenanya ia selalu dalam derita pada setiap
hembusan nafas dan pada akhirnya seluruh keinginan
pun akhirnya terbatasi.
Menurut wujudnya ia dibagi menjadi dua yaitu
Gentar (Rahbah) dan Takut (Khassyah). Orang yang
merasa gentar mencari perlindungan dengan cara lari
ketika takut, tetapi orang yang merasa takut khasyah
akan berlindung kepada Allah Swt. Maka manakala
takut menetap dalam hati. maka objek nafsu akan
terbakar habis darinya dan hasrat atas dunia akan
terusir. Sebab kalbu tidak akan dikalahkan kecuali oleh
rasa takut. Sesungguhya apabila harapan telah
melimpah dalam kalbu, musnahlah kalbu.
Al-Wasith menegaskan “Takut dan harap adalah
kendali bagi diri tidak dibiarkan dengan kesia-siannya.
“ia pun berkata” jika Tuhan menguasai wujud manusia
yang paling dalam, maka harapan dan ketakutan tidak
akan tersisa lagi. Sebab takut dan harap itu sendiri
Gemilang Peradaban Islam | 261