Page 60 - Gemilang Peradaban Islam
P. 60
sebenarnya tak perlu terjadi sebagai usaha memberikan
pemahaman Islam kepada kalangan masyarakat. Ahmad bin
Hanbal sebagai bukti bahwasanya memang aliran ini benar-
benar melakukan tindakan yang tidak humanis terhadap
tokoh-tokoh Islam lainnya. Maka walaupun siksaan terus
mendera dirinya, ia tetap mempertahankan keyakinannya
bahwa Al-Quran adalah firman Allah dan bukan seperti apa
yang difahami kalangan Mu’tazilah dan mereka sampaikan
saat itu.
Namun setelah kekuasaan khalifah dipegang oleh Al-
Mutawakkil, maka sejarah pun berkata lain atas
perkembangan sekte ini. Kalau pada masa Al-Ma’mun
Mu’tazilah dijadikan sekte resmi pemerintah dan anak
emasnya, maka pada masa Al-Mutawakkil sekte ini menjadi
musuh yang terkadang selalu mengancam dirinya sewaktu-
waktu. Maka dia mengawasi dengan ketat setiap gerakan
sekte ini dan melarang tumbuh berkembangnya ajaran
aliran ini.
Disinilah akhirnya wibawa faham Mu’tazilah mulai
menurun di mata kalangan masyarakan Islam. Pada saat
khalifah Ma’mun berkuasa dan memberikan sokongannya
yang kuat, maka banyak sekali kalangan yang menjadi
musuh aliran ini. Maka setelah kejatuhannya mereka satu
persatu memberanikan diri untuk menolak seluruh ajaran
Mu’tazilah ini dan melakukan perlawanan-perlawanan
kepada mereka.
Dalam kondisi yang mencemaskan seperti itulah salah
seorang tokoh Mu’tazilah yang bernama Al-Asy‘ari keluar
dari golongan ini, dan menyatakan diri untuk membentuk
aliran baru yang tidak melandaskan pada rasionalitas akal
belaka melainkan pada sumber hukum Sunah dan Hadits. Ia
Gemilang Peradaban Islam | 51