Page 59 - Gemilang Peradaban Islam
P. 59
di atas petunjuk Salafus Shalih dalam memahami aqaid".
(lihat : Tabsithul Aqaidil Islamiyah, hal. 299 At-Tabshut fi
Ushulid Din, hal. 153, At-Tamhid oleh An-nasafi hal.2, Al-
Farqu Bainal Firaq, hal. 323, I'tiqadat Firaqil Muslimin idal
Musyrikin, hal. 150).
Pada umumnya mereka mengatakan aqidah Asy'ariyah
dan Maturidiyah berdasarkan madzhab Ahlus Sunnah wal
Jama'ah. Disini tidak bermaksud mempermasalahkan
pengakuan bathil ini. Tetapi hendak menyebutkan dua
kesimpulan dalam masalah ini.
1. Bahwa pemakaian istilah ini oleh pengikut
Asy'ariyah dan Maturidiyah dan orang-orang yang
terpengaruh oleh mereka sedikitpun tidak dapat
merubah hakikat kebid'ahan dan kesesatan mereka
dari Manhaj Salafus Shalih dalam banyak sebab.
2. Bahwa penggunaan mereka terhadap istilah ini
tidak menghalangi kita untuk menggunakan dan
menamakan diri dengan istilah ini menurut syar'i
dan yang digunakan oleh para Ulama Salaf. Tidak
ada aib dan cercaan bagi yang menggunakan istilah
ini. Sedangkan yang diaibkan adalah jika
bertentangan dengan i'tiqad dan madzhab Salafus
Shalih dalam pokok (ushul) apapun.
Dijadikannya faham Mu’tazilah sebagai madzhab resmi
pada kekhalifahan Al-Mamun saat itu, menjadikan sekte ini
bertindak di luar batas kemanusiaan dalam menyampaikan
dakwahnya terhadap orang lain. Pemaksaan itu pun
terkadang disertai penganiayaan dan pembunuhan kepada
siapa saja yang tak mau sepaham dengan paham mereka. Ini
merupakan coreng hitam yang sulit terhapuskan dalam
sejarah peradaban Islam dengan peristiwa Mihnah yang
50 | Asep Solikin